Semua bangsa-bangsa yang dikategorikan sebagai negara maju (Amerika, Inggris, Jerman, Prancis, Finlandia, Korea Selatan, dll) adalah negara-negara yang teknologinya maju. Mereka sudah sampai pada inovasi teknologi, bukan sekedar memakai atau meningkatkan teknologi yang ada.
Teknologi-teknologi yang mereka pilih untuk dikembangkan dengan inovasi-inovasi ternyata telah membawa dampak kemakmuran bagi bangsanya. Teknologi-teknologi yang mereka pilih adalah teknologi yang mampu mereka kembangkan (bukan sebaliknya)
Bagaimana dengan Indonesia? Mengapa pilihan teknologi (misalnya, pesawat terbang) gagal membawa bangsa kita pada tingkat kemakmuran yang diharapkan?
- Mungkin ada masalah dengan pilihan teknologi
- Pilihan teknologi terkait dengan perencanaan teknologi
- Perencanaan teknologi terkait dengan manajemen teknologi
- Manajemen teknologi terkait dengan soal persepsi keterbatasan dan kelimpahan (kelemahan dan kekuatan; apa yang dimiliki secara berlimpah dan apa yang tidak dimiliki secara berlimpah)
Jadi, pilihan teknologi (tepat atau tidak tepat) akan menentukan apakah teknologi akan membawa kemakmuran atau sebaliknya.
TEKNOLOGI DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF BANGSA DAN PERUSAHAAN
Porter (1990) mengatakan bahwa suatu bangsa / perusahaan memiliki keunggulan kompetitif tertentu jika (salah satu) dalam hal itu kinerja bangsa/perusahaan tersebut lebih baik daripada bangsa-bangsa/perusahaan perusahaan lain, karena didukung oleh peta kekuatan sumberdaya terkait (sumberdaya alam, SDM, infrastruktur) yang memadai. Selanjutnya, Porter menyarankan supaya bangsa-bangsa/perusahaan-perusahaan tidak berusaha untuk unggul dalam segala hal, karena peta kekuataannya tidak meliputi segala macam sumberdaya; hanya beberapa.
Oleh karena itu, setiap bangsa/perusahaan harus membuat pilihan: keunggulan apa yang akan dicapai? Keunggulan teknologi, juga, adalah suatu persoalan pilihan. Bangsa/perusahaan-perusahaan kita seharusnya tidak berusaha untuk unggul dalam semua teknologi. Seharusnya, dipilih teknologi-teknologi apa yang akan dikembangkan dan diciptakan di Indonesia yang akan ditunjang oleh peta kekuatan bangsa. Teknologi-teknologi lain yang tidak dapat ditunjang oleh peta kekuatan Nasional, sebaiknya mungkin cukup diimpor atau dimanfaatkan saja untuk memperoleh profesionalisme suatu Bangsa/Perusahaan.
NB: Dari berbagai sumber.
Teknologi-teknologi yang mereka pilih untuk dikembangkan dengan inovasi-inovasi ternyata telah membawa dampak kemakmuran bagi bangsanya. Teknologi-teknologi yang mereka pilih adalah teknologi yang mampu mereka kembangkan (bukan sebaliknya)
Bagaimana dengan Indonesia? Mengapa pilihan teknologi (misalnya, pesawat terbang) gagal membawa bangsa kita pada tingkat kemakmuran yang diharapkan?
- Mungkin ada masalah dengan pilihan teknologi
- Pilihan teknologi terkait dengan perencanaan teknologi
- Perencanaan teknologi terkait dengan manajemen teknologi
- Manajemen teknologi terkait dengan soal persepsi keterbatasan dan kelimpahan (kelemahan dan kekuatan; apa yang dimiliki secara berlimpah dan apa yang tidak dimiliki secara berlimpah)
Jadi, pilihan teknologi (tepat atau tidak tepat) akan menentukan apakah teknologi akan membawa kemakmuran atau sebaliknya.
TEKNOLOGI DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF BANGSA DAN PERUSAHAAN
Porter (1990) mengatakan bahwa suatu bangsa / perusahaan memiliki keunggulan kompetitif tertentu jika (salah satu) dalam hal itu kinerja bangsa/perusahaan tersebut lebih baik daripada bangsa-bangsa/perusahaan perusahaan lain, karena didukung oleh peta kekuatan sumberdaya terkait (sumberdaya alam, SDM, infrastruktur) yang memadai. Selanjutnya, Porter menyarankan supaya bangsa-bangsa/perusahaan-perusahaan tidak berusaha untuk unggul dalam segala hal, karena peta kekuataannya tidak meliputi segala macam sumberdaya; hanya beberapa.
Oleh karena itu, setiap bangsa/perusahaan harus membuat pilihan: keunggulan apa yang akan dicapai? Keunggulan teknologi, juga, adalah suatu persoalan pilihan. Bangsa/perusahaan-perusahaan kita seharusnya tidak berusaha untuk unggul dalam semua teknologi. Seharusnya, dipilih teknologi-teknologi apa yang akan dikembangkan dan diciptakan di Indonesia yang akan ditunjang oleh peta kekuatan bangsa. Teknologi-teknologi lain yang tidak dapat ditunjang oleh peta kekuatan Nasional, sebaiknya mungkin cukup diimpor atau dimanfaatkan saja untuk memperoleh profesionalisme suatu Bangsa/Perusahaan.
NB: Dari berbagai sumber.
Comments
Post a Comment